Aku memang bukan ahlinya, dalam urusan mengkorelasikan ASI dengan makanan. Namun ada kalanya, naluri atau feeling seorang Ibu, muncul, ketika terkait efek makanan yang dimakannya dengan kondisi bayinya.
Berdasarkan pengalaman pribadiku, ternyata ada korelasi antara jenis makanan yang seorang ibu menyusui makan, dengan bayi yang minum ASI dari dirinya.
Dokter anak yang menangani kelahiran Billa juga menyarankan agar aku tidak mengkonsumsi kacang-kacangan, ketika di hari 10, (Billa masih di RS dan aku sudah ngekost depan RSPI), ternyata wajah Billa merah-merah. Aku memang makan gado-gado siang harinya.
Boleh dibilang, selama menyusui Billa, aku harus ekstra hati-hati terhadap makanan dan minuman yang masuk ke perutku. Hingga usianya jelang 1 tahun, ternyata Billa cukup rentan terhadap kacang-kacangan, tomat, coklat, makanan yang pedas-pedas serta seafood.
Untuk kacang-kacangan, tomat, coklat dan seafood, efek alergi ke Billa langsung terlihat di wajahnya serta kulit tubuhnya yang langsung merah-merah dan berair. Gatal dirasakannya. Sehingga Billa cenderung rewel.
Sementara, terhadap makanan pedas yang kumakan, efeknya ke Billa, cenderung mencret dan pup nya sempat beberapa kali berdarah.
Menurut dokter sih, ini terkait juga dengan darah ibunya yang juga alergi seafood dan terasi. Aku menyukai dua jenis makanan tersebut, meskipun efek sampingnya adalah muncul bentol-bentol kecil berair di bagian kaki atau sekitar dekat telapak kaki.
Dulu, waktu masih SMP hingga menikah, sekujur kakiku penuh dengan bekas gigitan nyamuk, garukan bentol yang gatal dan luka-luka bekas garukan. Jorok banget, dan kesannya seperti kena “percikan bom” –itu istilah adek-adekku-. Kalau mertua bilangnya,”kurek” alias bekas koreng. Huaaa…
Tapi dulu aku gak gitu perduli. Tetep aja cuwek dengan kondisi kulit alergian seperti itu. Hingga akhirnya, setelah menikah, aku putuskan untuk mengurangi seafood dan terutama sambal terasi. Hasilnya memang sepadan, sudah 10 tahun terakhir ini, kakiku tak ada gatal-gatal dan bekas gatalnya pun tak ada lagi. Lumayan mulus. Hehehe
Nah, kembali ke cerita terkait bayi, karena aku alergian, maka kata dokter, kemungkinan besar, anaknya pun akan mengidap alergi juga, meskipun tak tahu alergi terhadap apa.
Ketika Billa pertama kali di rumah, Billa selalu bersin di pagi hari, ternyata ia alergi udara pagi dan boneka. Maka aku menyimpan semua boneka hadiah dari keluarga dan memandikannya di atas jam 8 pagi. Ini mirip dengan Mama dan adik-adikku yang alergi udara pagi, dan dijamin di rumah orang tuaku di Palembang, tiap pagi selalu ada irama bersin sahut menyahut. Hehehe
Setelah usia 6 bulan, bersin-bersin itu menghilang dengan sendirinya.
Namun alergi terhadap makanan, masih terus terjadi, hingga usia 1 tahun. Makanya Billa baru kukenalkan dengan susu formula di usia 18 bulan. Untuk campuran makanan tambahannya, aku menggunakan ASI dan air putih.
Walhasil, selama setahun menyusui Billa, aku hanya makan nasi putih, daun katuk atau daun bayam di bening, dan ikan goreng lele. Aku bahkan tak berani makan telur ceplok. Khawatir pengaruhnya ke Billa. Setahun lho, aku hanya makan makanan jenis tersebut. Makanya aku gak heran, kalau Billa demen banget makan lele goreng dan sayur bening. Hehehe
Awalnya, aku tak begitu yakin, ada korelasi antara ASI dengan makanan, namun dokter anak yang kutemui, memberikan daftar makanan yang memicu alergi pada anak. Rata-rata seperti yang aku tulis di atas, yakni kacang-kacangan, makanan pedas, tomat, ikan laut dan lainnya. *aku kehilangan brosur dari dokter tersebut nih, mudah-mudahan ntar bisa ketemu lagi. L
Sebaliknya, dengan Dek Aam, aku yang mewaspadai kondisinya, khawatir seperti Billa. Maka hari-hari pertama, kuisi dengan jenis makanan yang sama dengan yang kumakan pada waktu menyusui Billa. Yakni lele goreng, nasi putih dan sayur bening.
Tapi aku bosan. Iseng aku cicip sambal bikinan Mama. Kutunggu reaksinya terhadap pup ataupun kondisi Aam. Gak ada masalah… Lalu perlahan, aku menyicipi jenis makanan lain, hingga ke cemilan coklat, teh dan seafood.
Sempat sih, Aam ngalamin gatal-gatal sekujur tubuhnya. Kembali kuatur makanannya hanya beningan, tapi ternyata Aam masih mengalami gatal. Akhirnya aku tukar sabun untuk mandinya, dari merek J ke merek Sebamed. Ternyata berhasil! Ternyata Aam “hanya” alergi pada jenis sabunnya. Sejak itu dia dipakein sabun Sebamed, hingga hari ini aman. Akupun nyobain jenis makanan lain lagi setelah itu.
Alhamdulillah, ternyata Aam tidak mewarisi alergi seperti Billa. Aku bisa makan jenis apa pun selama dalam porsi wajar.
Aku coba makan kacang-kacangan dan coklat. Aam biasa aja.
Aku coba makan makanan yang pedas, Pup Aam normal dan Aam tetap tidur nyenyak.
Aku coba tomat, tak ada reaksi apapun pada Aam.
Asyiiiiik, berarti aku gak perlu diet jenis makanan nih selama menyusui Aam. ^_^V
Boleh dibilang, selama menyusui bayi, kita sebagai ibu, memang harus selalu waspada. Jangan anggap sepele merah-merah di wajah, atau sesak nafas ataupun pup yang berbeda warna atau berdarah yang dialami bayi. Bisa jadi itu pengaruh dari makanan si ibu.
Saranku yang paling penting adalah, di minggu-minggu pertama, makanlah jenis makanan yang aman, seperti sayur beningan, ikan air tawar serta daging. Untuk mengetahui bayinya alergi atau tidak, pelan-pelan melakukan “percobaan” mengganti jenis makanan. Dan pada prinsipnya, jika makanan apapun dimakan dalam jumlah yang wajar, bukan berlebihan, misalnya sampe minum kopi atau teh bercangkir-cangkir sehari, atau makan coklat berbatang-batang, tentulah tak baik untuk bayi. Bayi bisa rewel, sakit perut ataupun alergi parah.
Jadi, para ibu sekalian, selalu waspada dengan jenis makanan yang masuk ke tubuh kita, karena bisa jadi ada pengaruhnya pada bayi, terutama jika bayi kita ternyata rentan atau alergi pada jenis makanan tertentu.
Berikut beberapa link informasi yang mungkin bermanfaat untuk dibaca :
3. Tips Memperkecil Resiko alergi pada bayi.
4. Artikel terkait alergi, untuk melihat korelasi antara anak dengan Ibu yang mengidap alergi juga.
5. Cara mendeteksi alergi pada bayi.
6. Tips mencegah alergi pada bayi.
Semoga bermanfaat.
***
Pamulang, hari puasa ke 8. Ngantuk euy….
sekarang kakak billa ga bisa makan kacang, tomat, dll itu?
ReplyDeleteku sampe sekarang cuma alergi kacang..
keren ga perlu diet bersama ade aam..
tiap pagi masih kog bersin, ketularan babe.. adik2 ku ga ada yang bersin tiap pagi.. palagi kalu bobo pake ac.. udah deh bersin tiap pagi.. ga pake lama tapi.. dan ga ada karpet di rumah.. juga boneka.. bantal guling setiap minggu dijemur..
waaaaahhh makanan ngaruh ya uniiii ke asi dan baby
ReplyDeleteakunya alergian telor+ayam negeri, jaid kudu diganti ayam + telor kampung, alergi kacang, coklat jughaa a(tp ttp bandel c kali kacang dan coklat :D) ujung2nya kena deeehh mataku bintil2 kalo udha bandel gitu xixixi
asi berasal dari ibu, ibunya makan apa... saripatinya diberikan kepada anak lewat ASI... begitu ya, uni
ReplyDeleteAk dulu ga alergi, munculnya stlh SMA. Kakakku alergi dingn dan debu. Setelah ditelusuri, di keluarga ada om tante yg alergi. Mama jg, katanya dlu wkt gadis. Bapak mungkin juga, karena dulu sering denger bersin2 tapi ga tau krn apa.
ReplyDeleteKalo ortunya alergi atau dari keluarga alergi, maka akan kemungknan besar diturunkan ke anak2nya.
Luar biasa perjuangan Uni. 1 Tahuunn? Ckck. Tp makan pempek masih boleh, kan? :D
ReplyDeletembak tin mungkin ada gejala asma gak? atau turunan asma...?
ReplyDeletekalau kata dokter anak kemaren itu, adek2 dian kan suka bersin2 gitu jg, umumnya karena ada sodara yang asma. jadi calon asma gak jadi gitu deeh..heheh
kakak billa sekarang alerginya paling sama coklat, kalau terlalu banyak, langsung batuk parah.. jadi kalau makan coklat sedikit aja..:)
yang lain2 dia gak alergi lagi... sempat sih waktu itu ngira dia ada alergi apa sampe tubuhnya bentol berair, di usianya 3 tahun, ternyata dicari2 sumbernya, dia alergi obat tertentu. jadi bukan alergi makanan..:(
golongan darahnya sama dengan Dian nih, golongan darah B, jadi mungkin mirip "alergi"nya dengan dian kali ya? *asal nebak..heheh
menurut info dari dokter anak sih, kalau emaknya alergian, kemungkinan si anak juga bakal alergian.. gitu anty..
ReplyDeletejadi mudah2nya, anti baca link2 yang uni kasih diatas... ada cara mendeteksi, fakta ttg makanan dan asi serta beberapa tips menarik yang bisa anti jadikan referensi... yang penting sih, makan makanan itu jangan berlebihan aja kali ya..:)
ya gak semua si om jampang... :)
ReplyDeletetergantung daya tahan tubuh anak juga..
di link yang saya kasih di atas, untuk teh kopi ataupun coklat, jika dimakan/minum secara normal, hanya 1 cangkir atau 1 keping coklat, masih bisa ditolerir oleh bayi kog.. termasuk makanan pedas..
tapi jika bayinya punya bakat alergi, nah ini yang harus diperhatikan..
dua anak uni, masing2 beda-beda adaptasinya dengan pola makan uni..:) kira2 gitu om..:)
iya, demikian yang uni dengar dan baca juga pia..
ReplyDeletekebetulan adek2 uni juga memiliki alergi yang sama dengan mama uni, sementara uni hanya alergi makanan sedikit dan boleh dibilang gak pernah bersin kalau dingin ataupun udara pagi..:)
urusan makan ini saya percaya banget Uni, apa yg dimakan ibu sangat2 berpengaruh dengan bayi yg menyusu
ReplyDeletekalau ibuknya makan pedes2, bisa aja ibuknya kuat, tapi ntar bayinya (maaf) mencret
yg masih bikin takjub adalah ketika saya makan banyak tempe, Iyog masih usia 2bln kalau gak salah, hanya mengkonsumsi ASI. kok bisa ya pupupnya ada semacam biji2 kedelai ...hihihi
maaf ya kalau terkesan jorok, tapi beneran saya takjub waktu itu :)
transfernya gimana coba :-D
waktu billa? gak bisaaaaaaaaaaaaa.. huhuhu.. uni setahun lho makan pempek cuma diiiikit itupun gak pake cuka.. menderita sekaliiiii
ReplyDeletewaktu aam? alhamdulillah, uni bisa makan semuanyaaaa :) asal gak berlebihan aja.. jadi make cuka itu "dicocol" gak "dihirup"..hiks meskipun menghirup cuka itu adalah bagian penting dari proses makan pempek ya Yan? hehehehe
uni juga gitu shanti.. tapi setelah lihat perbedaan reaksi dari billa dan aam akan makanan uni, jadinya uni baca ulang deh info soal makanan ini..
ReplyDeleteternyata untuk makanan pedas, yang dimasak lebih dulu, jauh lebih aman bagi bayi yang daya tahan tubuhnya bagus. aam nyaris belum pernah mencret selama ASIX dengan uni, padahal uni tiap hari lho makan belado, baik tempe, ikan ataupun lainnya..
tapi bisa jadi aroma, bentuk dan bau pengaruh.
uni makan pepaya aja, pup anak2 bau pepaya..hihihi
uni makan sayuran lebih banyak dari biasanya, pup mereka warnya hijau...hehehe
jadi kembali lagi, pada daya tahan tubuh anak juga. makanya uni di atas cerita perbedaan billa dan aam, serta cara mendeteksinya...:
uni juga gak mau mengekang diri gak makan apa2, jika ternyata anak uni memiliki daya tahan yang bagus..
yang penting, memang tidak berlebihan dalam memakan makanan tersebut, jenis apapun.. kira2 gitu kali ya? :)
setauku alergi memang dipengaruhi juga dari riwayat orang tuanya. Kalo aku gak pas hamil gak pas menyusui termasuk bandel kalo urusan makanan. Maksudnya apa aja dimakan, prinsipnya ya tidak berlebihan. Alhamdulillah Gibral & Gaza bandel juga, aku makan sambel,sop/sate kambing gak ngaruh ke mereka. Kalo Gaza malah sekarang senengnya telur balado.
ReplyDeleteKuncinya juga ada pada persepsi ibu, banyak ibu-ibu baru yg sekedar manut/ nurut apa kata orang, jangan makan ini, jangan makan itu tanpa cari tau lebih banyak apa dan kenapa. Kalo misal makan cabe kita percaya nanti anak kita mencret, ya bisa jadi si anak beneran mencret.
Nah yg sering kulalaikan itu masalah keseimbangan komposisi makanan, kalo 3 hari aja Umminya lupa makan buah, biasanya anak-anakku pupnya jadi keras.
iya ya un, karena tiap bayi berbeda-beda. yg seibu aja bisa beda
ReplyDeleteKemarin2 saya habis sakit perut gara2 balado, udah khawatir aja kena si adik.. Eh alhamdulillah gpp.. :D
ReplyDeleteOh ya, beberapa minggu lalu ada berita bayi tewas gara2 asi ibunya yang habis kebanyakan minum anggur.. Ibunya dituntut karena dianggap lalai.
ReplyDeleteThanks infonya... Oya, uni, pengaruh golongan darah ibu dan diet makanan sesuai golongan darahnya juga ada hubungannya ngga ya. Siapa tahu berguna juga disisipkan kalau nanti mau bikin buku? :)
ReplyDeletewow lengkap sekaliii....buat belajar #duduk manis dipojokan
ReplyDeletebtw larass jg alergi udara pagi yg sebelum subuh, gak sampai bersin2 berkali kali sih cuman ingus keluar ajah padahal gak pilek nah kalau udah masuk jam 5an udah ilang sendiri trus juga alergi sabun sampai bikin bentol2 berair di tangan tp itu dulu sekarang alhamdulillah udah sembuh sendiri #eh malah curcol hehe makasih yah uni utk tips2nya
??? Cuma perasaan aja nggak sih...... Bukannya sayuran karena mengandung selulosa gak bisa diserap sama usus ya?
ReplyDeleteMenarik juga nih pernyataannya untuk baca2 lagi buku fisiologi, hahaha.....
@mbak shant : uniq jg takjub bacanya.. Kok bisa yaa.. Hehehehe
ReplyDelete@uni dian : alhamdulillah skrg bs makan semua ya Uni ;)
Mbak Shanti, afaik, faeces bayi asi memang bentuknya kayak ada kacang kedelainya...
ReplyDeleteiya ya... kalau kita rajin mkan buah dan yang berserat, bayi kita pun lancar pup nya..>:)
ReplyDeletebetul...:)
ReplyDeletewah si adek suka makan pedas2 donk ntar ya.. hihii *ada gak hubungannya ntar ya? :)
ReplyDeleteastagfirullah,,, itu ibu kenapa? di qatar sana buk kejadiannya?
ReplyDeleteuni kurang tahu juga ya anne... uni pernah baca soal diet makanan sesuai golongan darah, tapi apakah nanti ada hubungannya dengan kondisi bayi, uni gak tahu..
ReplyDeletemudah2an nanti dapat info ini uni.. amin
heheh... kan MPers juga boleh #curcol, #oot dan #pamcol... hehehe
ReplyDeleteeheheh. iya kali ya nen...
ReplyDeletemungkin cuma perasaan, tapi waktu pup nya ijo, saya sampe kaget... inget2 makan apa nih.. ternyata banyakan makan bayam, katuk dan kangkung.. gak tau ada korelasinya gak?
kalau ada informasi, mau ya bu, berbagi di sini...:)
iya, alhamdulillah banget.. meski uni juga harus tau diri, gak boleh banyak2 semuanya...hehehe
ReplyDeletehihihi... dibahas...
ReplyDeleteiya, kalau gak ada, baru namanya mencret ya...:)
oh iya ya ??
ReplyDeletejadi penasaran pengen ngeliatin pupup bayi buat perbandingan
spt kata mb Nenden, bisa jadi bahasan panjang niy, apakah dari feses bayi bisa ditebak ibuknya makan apaan aja :)
hihihi.. rasanya uni dulu pernah baca soal warna feses bayi deh.. kapan2 kalau ketemu linknya ntar dishare..heheh
ReplyDelete*atau tunggu penjelasan Nenden nih terkait fisiologi...:)
bisa liat di sini, mbak... http://www.babycenter.com/baby-poop-photos
ReplyDeletemeluncur....
ReplyDeletedi uk kalo nggak salah... tapi beritanya ada di koran sini. dan saya nggak di qatar, uni... :D
ReplyDeleteSepengalamanku, makan pedas/jamu2an ketika menyusui ngga pernah pengaruh ke bayi. Paling sekarang mereka suka pedas dan jamu semuanya :)
ReplyDeleteOya dian, ada typo: kolerasi vs korelasi.
Sepengalamanku, makan pedas/jamu2an ketika menyusui ngga pernah pengaruh ke bayi. Paling sekarang mereka suka pedas dan jamu semuanya :)
ReplyDeleteOya dian, ada typo: kolerasi vs korelasi.
eh iya.. udah pindah ya dari qatar...? atau uni salah lagi? uni ampe sekarang masih gak mudeng lho kota2 di timur tengah itu..hiks... memorynya short term banget deh...:(( maaf ya buuuk..
ReplyDeletewah..makasih mbak mia..segera diedit...:)
ReplyDeletedouble ya mbak..hihi
ReplyDeleteiya, sepertinya gitu, ada bayi2 yang cukup kuat menghandel makanan ibunya..*tidak untuk billa mbak mia... mau nangis dian dulu lihat dia sangat rentan dengan apa yang dian makan..:(
*nyimak lagi*
ReplyDelete*belajar lagi*
dulu kecil ada gejala asma.. tapi keluarga ga banyak yang kena asma sih.. ada ponakan yang bengek.. udah sembuh inshaallah sembuh..
ReplyDeletepengaruh deh ke makanan juga..
eh golongan darah B nih..
kebanyak keluargaku O.. pemakan daging..
^___^V sile sile...
ReplyDeletewah mbak tin sama nih golongan darahnya sama saya dan billa..:)
ReplyDeletePengorbanan dan perjuangan seorang ibu :)
ReplyDeletekan sebanding dengan jumlah pahala yang diberi bos, amiiin
ReplyDelete