Ketika hamil si Kakak Billa, aku termasuk beruntung, karena selama konsultasi dan pemeriksaan kehamilan dengan dokter Yuslam Edy Fidianto, aku sering melihat pamflet, banner serta brosur terkait pemberian ASI, di kawasan Rumah Sakit Pondok Indah.
“Hemmm, berarti RS ini pro ASI”, pikirku.
Aku sekali-sekali menyempatkan diri, ngobrol dengan para susternya, tentang ASI bagi bayi yang baru dilahirkan, tentang tempat menyusui ASI serta tentang susu formula.
Kebetulan, beberapa suster yang kuajak bicara, rata-rata menyatakan mendukung ASI. Susu formula hanya diberikan jika kondisi bayi mengharuskan ada asupan tambahan. Tapi pada prinsipnya diupayakan untuk lebih mengutamakan ASI.
Bahkan, salah seorang suster senior pun berkata, “Dulu, RS ini tidak terlalu pro ASI, namun sejak 5 tahun terakhir (aku ngobrol di tahun 2008 – red), sudah pro ASI sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan pihak management. Makanya, tidak ada susu formula yang menjadi sponsor di RS ini.”
Kuperhatikan juga, ruang kursus untuk ibu baru melahirkan, seperti kursus memandikan bayi, kursus memassage payudara, dan kursus laktasi.
Ketika Billa lahir, suster tidak melakukan apa pun, karena aku menyatakan akan ASI Eksklusif. Billa yang baru kususui 24 jam setelah aku operasi, tidak diberikan apapun oleh para suster, bahkan tidak air putih.
Alhamdulillah, ketika Billa kena billirubin demikian juga Aam, aku tetap memberikan full ASI, dan tak ada bantuan susu formula sama sekali. Tenaga medisnya pun tetap mendukung, meski ada satu dua suster yang tetap menawarkan memberi tambahan susu formula agar billirubin anak-anakku cepat turun. Namun, tetap kutolak. *erg, kalau dipikir-pikir, agak keras kepala juga aku ya. Hehehe
Kembali ke tema tulisan, mungkin ada baiknya, para ibu yang hendak melahirkan, mencari informasi untuk memastikan tempat yang diincar buat lahiran itu, sudah pro ASI atau tidak.
Pengalaman dari salah seorang keluargaku, setelah beberapa jama melahirkan, bayinya tidur tenang dan tidak rewel karena lapar. Ternyata, telah diberikan susu formula oleh susternya. Alasannya karena dianggap si ibu masih capek abis lahiran, jadi biar ibu tidak terganggu dulu. *tepok jidat!
Aku sudah feeling gak nyaman, waktu mendaftarkan kamar bagi sodaraku itu, aku diberikan paket “hadiah” dari pihak manajemen, dan sponsornya adalah susu formula bagi bayi. Dan ternyata benar, si bayi diberi susu formula.
Berbeda, jika paket hadiah dari pihak manajemen rumah sakitnya, disponsori susu juga, tapi susu ibu menyusui atau susu ibu hamil, atau makanan padat bagi bayi, kemungkinan untuk pro ASI masih bisa dipantau.
Tips dariku sih, diusahakan, melahirkan di mana pun juga, untuk sedikit berkeras atau berprinsip agar pihak medis dan tempat melahirkan mendukung ASI eksklusif. Bila perlu dinyatakan secara lisan/tulisan dan minta pihak medis untuk berjanji agar tidak memberikan apa pun pada bayi kita, kecuali ASI dari kita.
Resikonya? Ya jelas ada.
Kita sebagai ibu baru, harus belajar lebih cepat cara menyusui, tak boleh komplain apapun jika dibangunkan (karena ibu baru melahirkan cenderung cepat letih di 1-3 hari pertama) setiap bayi menangis karena haus/lapar, karena ASI eksklusif umumnya adalah ON DEMAND, alias menyusui sesuai kehendak bayi. Tidak diatur berapa jam sekali, seperti umumnya memberi susu formula.
Jangan tergoda untuk membiarkan pihak-pihak RS ataupun orang sekitar kita memaksakan susu formula, hanya karena kita ketakutan belum keluar ASI.
Lupakan rasa sakit paska melahirkan, karena ada bayi merah yang membutuhkan ASI kita.
Lupakan segala letih dan lelah, karena ada anak, titipan Allah, yang kelaparan dan kehausan, dan hanya kita –satu-satunya- sumber makanan mereka.
So, calon bunda sekalian… siapkan mentalnya untuk yang terbaik bagi anak-anak kita yaaa!
Tetap Semangat!
***
Pamulang, puasa hari ke 12. Senangnya bisa masakin sahur buat Bang Asis, setelah “cuti” seminggu kemaren. Hehehe
InsyaAllah tetap semangat Uni. DEngan adanya PP 33/2012, moga makin banyak kemudahan untuk ibu menyusui dan bayinya. Yang jadi masalah, sekarang ada pula tipe nakes yg mendukung asi eksklusif, tapi setelah 6 bulan mendorong pemberian susu tambahan. Jadi suudzon jangan-jangan biar nggak kena sanksi melanggar PP tersebut, karena memang yang diatur kan hanya mengenai ASI Eksklusif 6 bulan, hehehe.
ReplyDeleteiya, sekarang lagi rame dibahas, tentang MPASI yang langsung didukung susu formula ya lei...:)
ReplyDeleteiya, uni juga baca ttg PP itu di koran beberapa waktu lalu, sampe uni gunting korannya.. baru inget, bisa googling sebenarnya ya.. hehehe
apakabar bayinya lei?
Bapaknya penting lho, bkontribusi untuk pastiin asix selama di RS. Jangan emaknya doank yg keukeuh, kan emaknya di kamar aja. Pengalamanku, yg galak, suamiku tuh ke suster. Aku pasang akting bebiblus aja... Hahahhaha
ReplyDeleteAlhamdulillah kabar baik, Uni, kangen pengin cerita di mp sebenarnya.
ReplyDeletedi RS tempat Syaikhan lahir juga alhamdulillah, mendukung ASIX
ReplyDeleteBuat mama sih yang paling menarik bagian ini :D
ReplyDeleteSalam buat Asis ya Yan :)
Mama uni udah balik palembang lagi? :)
ReplyDeleteBaiklah uni, informasi ini akan kusimpan rapi2 di otakku.
ReplyDeleteIn case ngalami lagi kejadian harus ngasih asi :D
aih, iya ... lupa nambahin...
ReplyDeletesoalnya sudah uni bahas di session breastfeeding fahter nih Ira..:) ada di hari keberapa ya itu, hari ke 2-3 ramadan deh..:)
setuju uni, kebetulan bang asis juga termasuk mantau terus bayi kami selama uni di kamar...:) makasih nih sharingnya...
yooook, sharing lagi disini.. kalau tak nyaman untuk kontak laki2. setting untuk kontak terdekat saja..:)
ReplyDeletetapi diniatkan untuk berbagi ilmu, insyaAllah berkah lei... :)
sip! berarti om rifki sudah berperan baik untuk jadi Ayah ASI... :)
ReplyDeletehehehe.. iya mam.. bang asis udah di bus kali ya.. ke kantor. ada meeting dan lain sebagainya hari ini..hehehe
ReplyDeleterequest dari adek2 buat puasa di Palembang, ampe bela2in di jemput si bungsu 3 minggu lalu, tyas.. heheh *yang di pamulang terima nasib...hehehe
ReplyDeleteInsyaAllah.. semangaat :)
ReplyDeleteajak kang mas nya juga untuk "galak" sama pihak RS ya... biar tyas juga makin kekeuh untuk kasih ASI...
ReplyDeleteeh ini beneran mau proyek barengan shanti gitu? anak ketiga? hehehe
Bagi2 lah mamanya, cuma satu ini hihihi. Jangan rebutan yaa :p
ReplyDeletesiiiip!
ReplyDeleteini yang penting.. calon bunda selalu semangat dan siap mental menghadapi "ujian pengorbanan" jadi calon ibu.. apalagi ini anak yang dinanti2... apapun dikorbankan...:)
semoga sukses ya uniq...:)
Uniq lagi isi ya? Asiikk :)
ReplyDeleteiya, waktu dian balas sms adek2 dan bilang, mama gak usah pulang ke palembang, mereka pada protes... "emang nyokap, emak lu aje!" gitu jawabnya.. "asem gak tuh?" heheheeh
ReplyDeletetapi dian bilang, kalau mau mama pulang, jemput dan bayarin pesawatnya ya.. pake G... hihi...
terpaksalah mereka menabung dan jemput mama.. hahaha... *resiko ditanggung yang jemput doooonk... hihhi
Galak? Iyaya, musti diasah2 dulu cakarnya sebelum ada bebi lagi *opo toh* :D
ReplyDeleteuniiiiq... isi apaan? hehehe
ReplyDeleteBebi :p
ReplyDeleteamiiiiiiiiin.... tapi kayaknya galakan istri si kangmas ya? *lirik pensil warna ... *lhoooo? hehehe
ReplyDeleteAamiin.. :)
ReplyDeleteHahaha mantaabbb
ReplyDeleteawas salah huruf, gak enak lho bacanya..:P
ReplyDeleteMakasih niq :)
ReplyDeleteDo'ain ya mbak.. semoga kami sehat2 hingga lahiran nanti. Aamiin
ReplyDeleteBeibi deh :p
ReplyDeletekirain mereka ragu, ternyata kagak tuuuh... hiks hiks..
ReplyDeletemakanya puasa sepi deeh..:(
hihihi... ini ya... *colek aaah. kangen deh ketemu...:)
ReplyDeleteAamiiinn.. Semoga lancar & dimudahkan ya niq :)
ReplyDeletenaaaah.. posting donk uniq, biar dapat banyak doaaaa..:) udah lewat trisemester dua kan ya?
ReplyDeleteYukkk *semangat
ReplyDeleteUni, ada gak kasusnya asi gak keluar2 selama seminggu? Ngeri kl gak dikasih ASI dan sufor, gak ada asupan bagi bayi.
ReplyDeletealhamdulillah dah 24W.. Whuaaaa Uni.. dah diniatin posting tapi selalu ada aja yg buat ndak jadi :D semoga ada waktu buat sharing yaa..
ReplyDeleteteteuuup!
ReplyDeletetentu ada Yan. biasanya karena kondisi ibu pasca melahirkan tidak langsung sehat, atau mungkin juga kondisi bayi, yang secara medis harus dibantu sufor.. *ada banyak sebab, yang uni kurang faham juga sih, karena alasan medis tentunya.
ReplyDeleteyang pasti gini, penelitian menunjukkan bayi bisa bertahan tanpa makan/minum apapun selama 72 jam sejak kelahirannya. nah selama 3 hari itulah si ibu menstimulasi dirinya, dengan cara banyak minum, tak stress, relaks dan memassage payudara, konsultasi dengan dokter dan banyak hal lain yang mendukung agar kolostrum keluar dan asi keluar. termasuk dengan terus mengajak bayi menyusu ke ibu, meski belum keluar ASI.
tentu jika sudah lebih 72 jam, kudu dikasih makan bayinya. baru deh kasih sufor.. sambil ibu terus relaktasi, alias berupaya hingga ASI terus keluar. karena hormon di tubuh ibu harusnya bisa memuncul ASI kapanpun itu, kecuali ada kelainan hormon atau si ibu stress/tertekan, bisa jadi gak muncul2 ASInya..
ada temen uni, baru masuk minggu ke 4, ASInya keluar. jadi gak masalah sih, meski tak dapat ASI eksklusif di awal, tapi tetap bisa relaktasi dan memberi ASI eksklusif hingga 6 bln.
kesimpulannya, si ibu harus bersangka baik pada diri sendiri, bahwa ada ASI untuk anaknya... kecuali ada alasan medis...:)
alhamdulilah. tak terasa sudah 24 minggu ya.. .
ReplyDeleteinsyaAllah akan terus sehat ya... :) udah naik berapa kilo badannya?
hihihi jadi malu.. dah 8 kiloan.. tapi nih dasarnya uniq yg dr sananya kurus yaa.. kata teman2 kelihatan perut aja yg gede. tangan, kaki teutep kurus, pipipun ndak kelihatan montok, kecuali mata yg agak tambah sipit hehehe..
ReplyDeletesiap!!!
ReplyDeleteHappy world breastfeeding week (1-8 Agustus) untuk para Ibu dan Ayah ASI ^_^
ReplyDeleteyes ...pilih2 RS/klinik atau tempat lahiran yg pro ASI harus dilakukan jauh2 hari.
ReplyDeletejika melahirkan di tempat yg tidak direncanakan, tegaskan kepada tenaga medis yg membantu lahiran bahwa ibu yg melahirkan pengen ASI, mohon dibantu dan didukung :)
hidup pro asi.. asik kalu rs-nya ikut mendukung asix..
ReplyDeletewah asyik donk, yang ndut ntar perutnya doank.. jad mudah nurunin berat badannya.. kalau uni minta ampun deeeh.. sekarang aja masih 76-77kg.. hiks hiks..
ReplyDeletemakasih om.. *eh itu PM aye kagak dibaca ya? :)
ReplyDeletewaaaaaaaaah, terima kasih atas info ini mbak lia...
ReplyDeletejadi tanggal 1 hingga 8 agustus adalah breastfeeding week ya? :) *kudu nyari info nih ttg ini.. menarik sekali..:)
uni yakin shanti pasti bisa kalau bagian menegaskan ini ...:)
ReplyDeleteyup mbak tin.. asyik kasih ASIX nya..:)
ReplyDeletebuat rencana asix ini bagusnya dimasukin ke birthplan/tertulis ya, uni... termasuk tidak diberikan asupan apa2 selain asi, tidak diberi dot juga. kayaknya perlu dinyatakan juga kalau semua intervensi medis (termasuk pemberian asupan ke bayi selain asi apabila diperlukan secara medis) harus diberitahukan dan mendapat persetujuan pasien/wali.
ReplyDeleteUni, PM yg mana? PM terakhir dari om Tian membahas masalah pengiriman abon hehe...
ReplyDeletekalau ada apa2, bs sms saya ke 0815-8621-3537, Uni Cambai...
birthplan ini belum populer kayaknya di Indonesia ya ibuk?
ReplyDeletesoalnya uni kemaren cuma ngomong ke suster dan dokter anaknya doank..:)
mungkin ada yang bisa share, ada RS yang punya birthpaln gitu gak ya? *ini yang kayak ibuk share ke uni dulu kan ya?
mungkin pengaruh judul PM yang tidak saya ubah..
ReplyDeleteoke hapenya uni simpen.. ini ditarok disini sengaja ya? biar tambah narsis gitu...? heheheeh
Kitanya yang harus pro aktif urusan birthplan, Uni.. Jadi tertulis gitu dan dimasukkan ke medical record kita. Yang bikin ya kita sendiri, bukan RS. Lalu didiskusikan dengan dokter mana yang mungkin mana yang tidak, sesuai prosedur standar yang berlaku.
ReplyDeletehemmm gitu ya?
ReplyDeleteuni kog belum punya "keberanian" untuk membuat surat seperti itu ya rinda? kira2 adakah teman2 mpers lain yang punya pengalaman soal ini ya?
*uni kebentur masalah, khawatir dibilang sotoy sama dokter sini...:(
Hehe, Uni, kalo dokternya begitu, artinya harus ganti dokter ;)
ReplyDeleteheheh, iya sih...:)))
ReplyDeletebirthplan udah mulai marak bbrapa tahun trakhir, di grup gentle birth jg diusahakan pake birth plan:
ReplyDeletemisal pengen penundaan pemotongan tali pusat sekian menit ato jam
imd, rooming in, gak di epis kalo gak terpaksa,ga diinduksi kimia kalo kondisi baby+ibu fit, gak dikasih sufor,dot,dll..
Jd posi2 pasien+tenaga kesehatan equal,tdk menempatkan pasien sbg konsumen yg ga tau apa2 cmiiw :)
wah info menarik nih anty..
ReplyDeleteuni gak gabung di group gentle birth soalnya...
mudah2an nanti ada yang berniat sharing soal ini di blog.. *lirik rinda, anty dan ari..:) hehehe
Nanti aku posting deh birthplanku kemarin mb dian, yg akhrnya ga kepake xixix
ReplyDeletesaya udah pernah masuk media & radio sbg pendukung ayah ASI. siapa tahu ada yg butuh narsum lg hehe...
ReplyDeleteberkenan ntar linknya diposting di sini ya ri?
ReplyDeletemakasih yaaa
insyaAllah, kalau pas saya butuh, saya kontak om dedy lagi ya..:)
ReplyDelete