Seperti yang pernah kuceritakan beberapa waktu lalu, kalau aku ingin sekali memberikan liburan yang mengesankan untuk putriku, Kak Billa, (ada di postingan ini). Maka berikut cerita perjalanan ke Bandung menggunakan kereta api dan yang kami kerjakan selama 24 jam di sana..:)
*grind
Malam sebelum berangkat.
Sebelum berangkat, aku mempersiapkan semua hal. Sebetulnya bukan sekali ini, kami pergi ke luar kota sekeluarga. Tapi, baru satu kali ini, kami pergi menggunakan kereta api. Kalau biasanya, menggunakan pesawat atau mobil pribadi, maka pengalaman naik kereta sekeluarga adalah pertama kalinya.
Aku tak ingin ada yang ketinggalan, atau minimal hal penting yang tertinggal. Maka untuk mengantisipasinya, kugunakan sistem mind map aja. Lucunya, waktu aku membuat mind map ini, Kak Billa juga membuat mind map versi dia. Sayangnya, aku tak menyimpan dan tak bisa menscan atau memoto mind map karya dia. :)
aku suka menggunakan Mind Map dalam menulis cerita. Baru kali ini, Mind Map kupakai untuk persiapan liburan :) |
Hal yang paling utama, dari semua itu adalah memastikan e-tiket sudah di tangan. sehingga nomor konfirmasinya bisa dicetak di stasiun Gambir nanti.
bukti pembayaran tiket lewat email. |
Kak Billa terlihat sungguh excited dengan semua itu. Setelah semua isi tas seperti pakaian, susu, makanan ringan dan keperluan lainnya masuk ke dalam koper. Walhasil, kami membawa 1 tas ukuran sedang untuk pakaian kami berempat, 1 tas tarik kecil untuk keperluan susu, mainan (yg ini khusus untuk aam, mengantisipasi tantrumnya), jaket dan alat gambar Kak Billa, kemudian 1 tas punggung milikku berisi keperluanku, dan 1 tas punggung milik ayahnya anak-anak.
Sekitar pukul 11an malam, anak-anak belum ngantuk. Dan menjelang mereka tidur, aku mandikan dengan air panas, dan kukenakan baju pergi ke mereka. Prinsip ini pernah kulakukan waktu kami hendak berangkat ke Guangzhou dan Singapura. Karena kami berangkat setelah subuh. Tak mungkin lagi membangunkan dan memandikan mereka pagi hari.
Pagi hari, 06 Januari 2015
Pukul 05.00 pagi, kami naik taksi menuju Gambir. Anak-anak masih tertidur lelap. Aku mempersiapkan susu untuk aam dan tisu basah untuk mereka. Lupakan tentang sikat gigi. :D toh anak-anak tetap lucu meskipun tidak sikat gigi...hehehe.
Alhamdulillah perjalanan relatif aman, terhindar dari kemacetan pagi. Dan pukul 06.30 kami sudah sampai di Gambir. Kulirik ayah anak-anak membayar taksi. Ups, lebih mahal dari tiket kereta api nih. Tapi berhubung berempat, jadi jatuhnya tetap murah ya. Rp. 170.000 taksi Bluebird dari rumah ke Gambir.
Sesampai di Gambir, berhubung ini pengalaman pertama, ya aku harus bertanya. Kucari lokasi Customer Service, dan beruntung ruangnya cukup nyaman, sehingga anak-anak juga relatif aman duduk di ruang tunggunya.
Seperti biasa, dalam urusan seperti ini, ayah anak-anak, mendadak tidak aktif, hehehe. Maka aku segera bertanya langkah apa yang harus aku lakukan, setelah memiliki e-tiket.
Ternyata, aku harus menyetak tiket sendiri, pada mesin CTM (bukan jenis obat alergi ya...:) ) yakni mesin Cetak Tiket Mandiri.
Hal ini menarik, karena pertama kali kulakukan. Beruntung petugasnya sigap, memberi contoh cara menggunakannya. Sisanya, aku kerjakan sendiri.
Di samping ini adalah penampakan tiket hasil cetak mandiri.
Setelah itu, aku kembali ke ruang tunggu CS, dan meminta ijin berada di sana selama setengah jam. Hal ini menghindari anak-anak berlarian di stasiun yang mulai padat.
Memiliki anak yang aktif dan tak suka diam, memang harus bisa mencari ruang tunggu yang memiliki pintu. Minimal sejam pertama di stasiun kereta, aku tak mengalami kesulitan menjaga mereka. Anak-anak sudah terbangun, sarapan dan mulai ON untuk memperhatikan sekitar. Kak Billa sudah sibuk membicarakan tentang kereta. Aam yang belum pandai berbicara, sibuk berkata "train! eta!" katanya sambil waspada mendengar gemuruh suara kereta di atas kami.
Setengah jam sebelum jadwal kereta, kami pun keluar ruang tunggu CS, naik ke atas.
Oh iya, ketika memasuki ruang tunggu kereta di atas, kita akan melewati petugas yang memeriksa tiket. Di sini dibutuhkan KTP masing-masing pemegang tiket. Kecuali untuk anak-anak.
Sesampai di atas, kami memilih duduk di salah satu kursi tunggu. Situasi sepi. Alhamdulillah, Aam sangat excited, hingga ia patuh dan waspada memperhatikan sekitarnya.
Kak Billa mengajak Aam bernyanyi lagu kereta. Dan hal seperti inilah yang ingin kuberikan pada Kak Billa dan Aam. Pengalaman dan rasa senang hendak berlibur menggunakan transportasi yang tidak biasa mereka gunakan.
Kak Billa mulai aksi deh! |
Seru menyanyikan lagi kereta api berdua sambil menunggu kereta datang |
ini ayah sedang menunjukkan kereta yang baru lewat ke Aam |
Tak lama terdengar bunyi pluit atau something like that. Dan membuat kak Billa dan Aam terpukau mendengarnya.. hehehe... Kami pun bersiap mencari gerbong Eksekutif 3.
Ketika masuk, sayangnya, kondisi kereta api yang bersih itu, tetap terkesan tua. Sentuhan modern dan estetikanya sepertinya harus diupgrade. Ayah anak-anak sempat mencari tahu dan memastikan bahwa itu adalah kelas eksekutif termahal (Rp. 110 ribu per orang). Karena, menurutnya, kondisi gerbong tak sepadan dengan harga tiket yang kami beli. Ayah anak-anak sempat membandingkan dengan kereta api yang ke Cirebon yang pernah dinaikinya. Kondisinya jauh lebih bagus, itu katanya. Aku yang belum pernah naik kereta yang ke Cirebon, hanya bisa angguk-angguk saja.
Kereta bersiap berangkat. Dan sayangnya, terlambat 30 menit dari jadwal seharusnya. Kami pun berangkat menuju Bandung, pukul 09.00 pagi.
Yang khas dari Kak Billa kalau sudah dalam perjalanan adalah, ia akan merasa lapar jika ada yang menawarinya makan. Maka ketika pramugari kereta menawari nasi goreng, maka ia memegang perutnya dan bilang "kakak lapar, bund". Hehehe
mejeng dulu sebelum naik gerbong. |
tidak terlalu ramai, Kak Billa so excited, Aam aware..:) |
Ketika kereta mulai berjalan. |
Sebetulnya aku tak tertarik membeli nasi goreng di kereta. Pengalaman, harga dan rasa tak sebanding. Dan ketika nasi goreng pesanan kakak datang, meski penampilannya menarik, ternyata rasanya ya rasa nasi goreng instan. Karena mereka memasaknya dengan bumbu instan. Kak Billa yang sedikit rewel urusan rasa ini, hanya memakan separuh dari nasi itu. Ayahnya mengambil alih, memakan dan membersihkan nasi goreng tersebut. :)
Perjalanan menjadi semakin seru, ketika Aam mulai melakukan kegiatan rutin. Mengganggu ketenangan kakak. :) Maka, terjadilah perang perebutan bantal. :)
Lama-lama letih juga mereka, plus masih ngantuk pastinya. Karena bangun pagi, padahal mereka tidurnya larut. Sekitar 1,5 jam kemudian, setelah puas melihat perjalanan (salah satu yang ingin aku bagi ke Kak Billa, ya pemandangan alam kalau ke Bandung naik kereta ini), makan cemilan, becanda hingga bertengkar. Anak-anak mulai kelihatan capeknya.
Nasi goreng kereta api |
Perjalanan menjadi semakin seru, ketika Aam mulai melakukan kegiatan rutin. Mengganggu ketenangan kakak. :) Maka, terjadilah perang perebutan bantal. :)
Mulai rebutan bantal |
Yak, terjadi penyiksaan. Jilbab Kakak diserang Aam. |
Cerita seru di perjalanan, bisa lihat sawah dan pemandangan yang tidak ada di kota |
Mulai tenang nih. dan seperti biasa, aam memilih hal yang tidak biasa untuk beristirahat :) |
Penguasaan bantal yang cukup bagus. Kak Billa mulai tertidur. |
Melihat Tol Cipularang dari kejauhan. cakep juga ya. |
Siang hari, 06 Januari 2015
Perjalanan berjalan sekitar 3 jam. Seharusnya kami tiba stasiun Bandung itu kisaran pukul12.00 kurang. Sayangnya, setelah berangkatnya terlambat 30 menit, sampe stasiunnya juga terlambat 30 menit. Pihak KA memberitahu lewat pengeras suara, kalau mereka akan terlambat 30 menit hingga 45 menit. Aku kurang tahu, apakah memang biasa terlambat ya? atau jarang?
Kami sampai di stasiun jelang pukul 13.00 siang. Kami dijemput oleh Kak Yudi, sahabat ayah anak-anak, temennya waktu SMP di Belawan dulu. Kak Yudi sudah bertahun jadi warga Bandung. Biasanya kami memang sering silaturahim dengan Kak Yudi, jika main ke Bandung. Tapi ini kali pertama, Kak Yudi menjemput kami, karena kami naik kereta api.
Stasiun Bandung jauh lebih kecil dari Gambir. Tapi sama rapinya. Aku rasa lebih rapi dari stasiun kereta Kertapati Palembang atau Tanjungkarang Lampung deh, soalnya dulu ke sana (udah lama banget sih) gak serapi stasiun kereta Bandung. stasiun kereta api Malang juga gak serapi ini. Tapi gak tau sekarang ya...? Mungkin kapan-kapan mau jajal stasiun kereta ke Jawa Tengah atau Malang sekalian ya? :D
*mulai pasang rencana.. dan nabung....
Senyum manis Orang tua versus Senyum males bin ngantuk ala Anak-anak di depan Stasiun Kereta |
Foto bareng kak Yudi. Best Friendnya Ayah Billa Aam. Makasih ya kak... |
Cek In Di Hotel
Terus terang, aku tak punya ekspektasi apa-apa terhadap hotel Sensa ini. Yang aku jadikan patokan adalah komentar para pengguna jasa hotel ini di Agoda.com dan beberapa link travel lainnya. Sebagian besar merekomendasikan hotel ini, karena dekat cihampelas. Kupikir, aku harus dekat dengan tempat makan, karena kalau makan di hotel pasti mahal banget. Jadi setelah mencari beberapa alternatif, (termasuk beberapa hotel yang biasanya digunakan kantor Ayah anak-anak untuk meeting dan training), aku memilih Sensa ini, karena pertimbangannya gak jauh dari stasiun kereta api dan kabarnya dekat dengan mal.
Setelah sampai di hotelnya, baru aku ngeh. Ternyata hotel ini sebelahan dengan Ciwalk atau Cihampelas Walk. Lega banget. karena kalau mau jalan ke cihampels mudah atau mau nyari makan juga gak susah.
Cek in sekitar pukul 14.00 dan tidak ada masalah terkait pemesanan tiket melalui Agoda.com. Namun terlebih dahulu kita harus depositoin uang sekitar 300 ribu ke front desknya. Baru kemudian di kasih kunci kamar. Kebetulan tidak ramai pengguna hotel ini. Bisa jadi karena aku memilih hari di luar weekend ataupun peak season. Bahkan sudah menjelang habis liburan sekolah.
Aam memperhatikan brosur spa. Posisinya tepat di samping Front dest hotel |
Terima kasih banget sama Kak Yudi, karena kita jadinya hemat transportasi nih... hehehe. Kak Yudi malah nawarin untuk anterin kemanapun kami mau pergi seharian itu. Kebetulan dia dan anaknya (Rafif) sedang tidak ada kegianan. sementara dua orang anaknya yang lain sedang kuliah dan sekolah.
ini kartu kamar. Aku termasuk suka mengoleksi kartu kamar ini. Kartu hotel Sensa menarik, karena berwarna pink. Beda dengan bbrp kartu kamar hotel lain |
Alhamdulillah, kamarnya bagus. Aku suka desain kamar hotel ini. Modern dan minimalis. Kami malah sempat foto-foto beberapa bagian kamar. Termasuk desain kaca yang menutupi kamar mandinya. Menarik. Bisa dicontek nih..:P
See how exciting Aam dan Billa are..:D |
Konsep kamar mandinya cakep |
Kamar mandinya minimalis, bersih dan wangi.
Beberapa catatan terkait hotel ini yang bisa kusimpulkan, antara lain :
1. Posisi hotel dekat dengan Ciwalk. Malah pintu masuk ke ciwalk ada di posisi sebelah kiri front desk. Jadi tak perlu khawatir jika hujan, masih tetap bisa main ke Ciwalk.
Kak Billa suka sendal kamar hotelnya. Ungu :) Tapi sendal kamar fave ku tetap dari Trans hotel. hehehe. |
pemandangan dari balkon di siang hari |
3. Memiliki balkon mungil. Yang kupakai kamarnya ke arah kota dan penggunungan.
4. Mini barnya relatif lengkap.
aku suka mengukur kualitas hotel dari minibarnya. hotel Sensa tidak pelit dengan mini barnya. dan perlengkapannya juga masih baru dan bagus |
6. Free Wifi (ini yang OK banget...) tanpa password..:) jadi gak ribet.
7. Televisi lumayan besar, nempel di dinding.
8. AC oke. Ac juga akan mati, jika pintu balkon dibuka. Ini termasuk jenis penghematan listrik yang cakep ...
kondisi kamar. agak berantakan, karena sudah dijadikan ajang lompat oleh aam dan billa |
10. Sarapan berlangsung dari jam 6 pagi hingga 10 pagi. Aku mendapat free untuk 2 orang dan anak-anak dibawah 9 tahun, free. Nanti aku cerita detail ttg sarapan ini. Yang bikin aku semakin suka ama hotel Sensa.
Setelah sholat dan merapikan beberapa bagian dari barang yang dibawa, kami menuju target kunjungan berikutnya.
Yakni Saung Angklung Udjo.
Angklung dan Makan Malam
Aku tertarik memasukkan Udjo angklung ke dalam rencana perjalanan 24 jam kami di Bandung, pertama karena beberapa referensi di internet memuji hiburan di tempat ini. Uang atau tiket masuknya sepadan dengan pengalaman yang akan diterima. Selain itu, Kak Yudi juga tahu lokasinya, dan sudah lama gak ke sana juga.
Aku exciting banget ke sana. Karena ingin tahu reaksi Aam dan Billa terhadap alat tradisional ini. Apalagi di pelajaran sekolah Kak Billa, ada materi tematik tentang angklung dalam tema pengalamanku. Sungguh pas sekali.
Kami juga mendapat tanda masuk berupa kalung dengan mini angklung sebagai mata kalung. kemudian juga mendapat free minum mineral atau es krim.
Adapun pertunjungan bambu saung angklung udjo yang kami saksikan hari itu, antara lain :
1. Demonstrasi wayang golek.
1. Demonstrasi wayang golek.
Merupakan pementasan sandiwara boneka kayu yang menyerupai badan manusia lengkap dengan konstumnya. Dulunya dipentaskan sebagai bagian upacara adat.
adegan awal dibuka ama wayang ini. Aam terlihat tidak antusias dan waspada. sebaliknya kak billa dan ayahnya langsung mencari tempat duduk paling depan. |
2. Helaran.
Sejenis kegiatan yang dimainkan untuk mengiringi upacara tradisional khitanan atau upacara panen padi.
3. Tari Tradisional.
Hari itu kami hanya disuguhkan tari topeng. Dan Kak Billa menikmati sekali pertunjukan tari, apalagi para penarinya anak-anak yang besar sedikit dari dirinya.
4. Pertunjukan angklung.
Mulai dari angklung Mini, arumba hingga angklung padaeng
anak-anak ini keren deh! menyukai alat tradisional |
5. Bermain angklung bersama.
Ini bagian yang paling aku suka. Aam juga terlihat mulai antusias dan enjoy menikmati kegiatan ini. Semua pengunjung diajari cara menggetarkan angklung serta bermain angklung bersama, dipimpin anak dari (alm) Udjo.
Seru ketika belajar bagaimana memainkan angklung. Udjo angklung mengemas acara ini dengan melibatkan pengunjung. keren deh! |
6. Angklung orkestra
Aku tak begitu mengikuti, karena kak Billa sibuk ngajak ke kamar mandi. cuaca dingin khas Bandung dan hujan, membuatnya jadi kebelet pipis. Sebagian besar permaian angklung yang dibuat seperti orkestra hanya bisa kunikmati separuhnya saja.
7. Menari bersama.
ini kegiatan penutup. dan menyenangkan juga melihat semua pengunjung yang sebagian tak saling kenal, berbaur, berjoget menikmati irama angklung bersama semua anak-anak yang selesai mentas nari dan angklung.
Malam hari, 06 Januari 2015
Selesai dari Udjo angklung, kami pulang kembali ke hotel. Anak-anak mandi dan kami sholat magrib dulu. Sebelum akhirnya ke Ciwalk untuk mencari tempat makan malam.
Sebagai penggemar makanan tradisional, kemanapun aku pergi, aku mencari rumah makan yang disukai oleh semua anak-anakku. Maka jangan harap ada acara mencoba restauran ala negara A atau B dalam list rencana kegiatan bepergianku. Hehehe..
Pilihan jatuh pada rumah makan Pasar Tong-Tong.
Ekspektasiku tak terlalu tinggi. Tapi ternyata rasa masakannya sedap juga. OK semua rasa masakan atau minuman yang kami order.
Berikut list makanan yang kami pesan :
Mejeng dulu berdua aam, setelah semua kegiatan selama 2 jam selesai diikuti. |
Malam hari, 06 Januari 2015
Selesai dari Udjo angklung, kami pulang kembali ke hotel. Anak-anak mandi dan kami sholat magrib dulu. Sebelum akhirnya ke Ciwalk untuk mencari tempat makan malam.
Sebagai penggemar makanan tradisional, kemanapun aku pergi, aku mencari rumah makan yang disukai oleh semua anak-anakku. Maka jangan harap ada acara mencoba restauran ala negara A atau B dalam list rencana kegiatan bepergianku. Hehehe..
Pilihan jatuh pada rumah makan Pasar Tong-Tong.
Setelah menyicipi rasa makanannya, RM ini akan jadi tempat fave aku deh! |
Ekspektasiku tak terlalu tinggi. Tapi ternyata rasa masakannya sedap juga. OK semua rasa masakan atau minuman yang kami order.
Kak Billa belum semangat makan, tapi langsung mau setelah lihat ada Sop Iga dalam menu |
Ini menu pilihan bunda (Pempek) dan Aam (dimsum) |
Inilah menu pilihan Ayah (Nasi campur pake rendang) dan Kak Billa (sop Iga) |
Kue Serabi, Spesial Pempek Panggang, Dimsum Hakau, Sop Buntut, Nasi Campur Rendang, Paket MIe Goreng, Teh Tarik Panas. Dan tentu saja teh manis atau air mineral.
Semua makanan OK banget. Bahkan aku terkesan dengan Pempeng panggangnya dengan kuah yang pedas (sebagai orang yang lahir dan besar di Palembang, aku tahu banget kuah atau cuka pempek yang enak dimakan/dihirup. dan cuka pempeng di rumah makan ini mantap!). Dan satu lagi yang aku rekomendasikan banget adalah Teh Tarik Panasnya. Asli bukan pake yang instan. Jadi enak bangeeeet.
Alhamdulillah...
*aku lupa pesanan makanan kak Yudi dan Rafif apa ya? hehehe
*aku lupa pesanan makanan kak Yudi dan Rafif apa ya? hehehe
Seharian perjalanan dari subuh hingga malam hari itu berjalan lancar. Terima kasih untuk Kak Yudi yang bertindak jadi teman, supir dan guide. Semoga nggak kapok ya Kak....
Niatnya sih besoknya, kami mau ke berenang dan kebun binatang. Apakah berhasil dilakukan? baca lanjutan kisahnya yaa... :)
Niatnya sih besoknya, kami mau ke berenang dan kebun binatang. Apakah berhasil dilakukan? baca lanjutan kisahnya yaa... :)
***
Total Pengeluaran Dari Pagi Hingga Malam :
Taksi Rp. 170. 000
Tiket 4 x Rp. 110.000 jadinya Rp. 440.000
Jajan air mineral dan susu uht di stasiun kereta Rp. 20.000
Nasi goreng Kereta Api Rp. 30.000
Makan siang di Mc D Kisaran Rp 150 ribuan untuk 3 paket anak-anak dan 3 paket reguler
Ke Udjo Angklung Total Rp. 260.000 untuk 6 orang
Beli Oleh-oleh di Saung Udjo Rp 100.000 untuk buku dan gantungan kunci
Beli Oleh-oleh di Saung Udjo Rp 100.000 untuk buku dan gantungan kunci
Makan Malam di Pasar Tong-tong Rp. 285.000, sudah termasuk makanan yang dipesan untuk dibawa pulang dan makan untuk 3 dewasa dan 3 anak-anak
Hotel 1 malam dgn kamar Superior Twin : Rp. 893.700 (sudah termasuk pajak)
Maka total pengeluaran (transportasi+akomodasi+konsumsi+entertainment) selama seharian di Bandung adalah sekitar Rp. 2. 350.000.,
Sedikit over budget dari targetku yang bilang ke ayah Billa, kalau liburannya hanya butuh 2 juta sudah termasuk hotel. wkwkwk. Beruntung hemat di transportasi di Bandung nih, karena jasa Kak Yudi. hehehe.
*We'll see berapa pengeluaran esok hari menjelang pulang ya? :)
***
catatan :
Tulisan ini, baik terkait Mang Udjo, Hotel dan Tempat Makan, adalah MURNI dibuat atas kemaunku sendiri. Tidak ada unsur promosi atau permintaan dari pihak manapun.
Hotel 1 malam dgn kamar Superior Twin : Rp. 893.700 (sudah termasuk pajak)
Maka total pengeluaran (transportasi+akomodasi+konsumsi+entertainment) selama seharian di Bandung adalah sekitar Rp. 2. 350.000.,
Sedikit over budget dari targetku yang bilang ke ayah Billa, kalau liburannya hanya butuh 2 juta sudah termasuk hotel. wkwkwk. Beruntung hemat di transportasi di Bandung nih, karena jasa Kak Yudi. hehehe.
*We'll see berapa pengeluaran esok hari menjelang pulang ya? :)
***
catatan :
Tulisan ini, baik terkait Mang Udjo, Hotel dan Tempat Makan, adalah MURNI dibuat atas kemaunku sendiri. Tidak ada unsur promosi atau permintaan dari pihak manapun.
Wah, kebetulan pgn juga ke bandung, bawa anak-anak. Makasih infonya Uni, terutama info hotelnya oke banget.
ReplyDeleteSip mbak helda... semoga lancar liburan ke bandungnya yaaa
DeleteThis comment has been removed by the author.
Deletewah asiknyaaa kaka billa dan dik aam, keretanya nyaman ya unii...pengen ngajak anak2 ke malang moga kesmapaian tahun ini aamiin
ReplyDeleteMalang kalau mau murah meriah nginep di guest house unibraw. Relatif murah tapi bersih dan rapi. Dalam lingkungan kampus dekat jalur angkot dew. Uni pengen jg ke malang, tp mau nyoba yg ke semarang dulu... niatnya gitu. :)
DeleteUniii..., seru banget ceritanyaaa.. aku sampe senyum-senyum trus ngakak liat foto Aam yang ngejailin Billa :D :D
ReplyDelete@dee ... keduanya saling sayang, tapi aam emang super jahil. itu kakaknya gak bales sama sekali, hanya ngeluh aja..hehehe..
ReplyDelete