Tulisan ini sudah ada di draft blog sejak Januari 2019.
Tapi entah kenapa, aku malas melanjutkan tulisannya.
Oleh karenanya, hanya foto-foto aja yg kuupload.
Seperti foto di atas. Ada saat Billa pertama kali masuk ke sebuah cafe kopi gak jauh dr hotel Grand Savero yg kami tempati kemarin. Ini lokasi aku janjian ketemu sama Dedew, penulis keren best seller anak kost dodol..
Semua foto di bawah ini berlangsung selama 2 atau 3 hari keberadaan kami di Bogor. Aku upload asal aja. Jadi gak inget mana yang duluan kami lakukan.
Maaf yaaa
Ini adalah kali ke sekian ke Kebun Raya Bogor. Bedanya, kami jalan kaki ke lokasi ini dr hotel bertiga saja. Karena anak-anak sudah bolos sekolah, maka kuniatkan untuk belajar langsung dr lokasi outdoor hari itu.
Aam suka lokasi ini. Akupun demikian. Aku jadi teringat lokasi Lotus Hill di Guang Zhou ketika melihat teratai besar kayak gini. MasyaAllah
Bergaya panas-panas dalam perjalanan dari hotel menuju kebun raya bogor. Aku nggak tahu seberapa jauh perjalanan tersebut. Yang pasti cukup menguras energi Aam. Sehingga dia cukup anteng saat berada di kebun raya Bogor.
Ah...ini lokasi Bunga Bangkai. Sedang berbunga tapi belum mekar. Kami belum dapat rejeki melihatnya mekar.
Kedua kakak beradik ini pun sibuk membahas kondisi kembang ini. Kak Billa menerjemahkan beberapa hal yg tidak dipahami Aam.
Ini momen cakep.
Bukan berarti kami berdua teramat cakep. Hehehe
Tapi momen menarik karena berjumpa lagi dengan Dedew setelah bertahun lama nggak jumpa.
Penulis manis ini awet muda banget. Dulu aku jumpa gini juga wajah dan perawakannya. Gak ada yg berubah. Tetap baik, humble dan easy going.
Bagian-bagian yg menunjukkan arah gini termasuk yg disukai oleh Aam. Dia penyuka penunjuk jalan dan peta.
Kami ke museum hewan kalau gak salah. Ini adalah peta lokasi isi museum tersebut.
Ini kak Billa memilih berfoto di huruf B. Karena nama panggilannya berawal dr huruf B. Hehee
Lupa aku. Ini lokasi masih di dalam museum binatang. Tapi bagian apa ya. Kayak goa2an gitu.
Ini membahas ular dan hewan sejenis. Aku sebetuknya rindu banget ngajak anak2 ke museum seperti ini lagi.
Berharap pandemik segera pergi. InsyaAllah mau bikin jadwal ke museum lagi deh.
Ini masih senyum dan belum ngeluh kecapekan. Karena baru nyampe gerbang Kebun Raya Bogor.
Naik mobil wara wiri dan melihat dengan cepat isi kebun raya Bogor.
Aam suka banget mempelajari turtle atau kura-kura. Menurutnya ini hewan tua yg lama matinya.hehehe
Ini cafe tempat aku dan dedew jumpa. Billa dan Aam membawa atk dan amunisi untuk menulis dan menggambar.
Cafenya sendiri asyik juga. Selain ngopi juga bisa sambil baca buku.
Sayang posisi cafenya agak tertutup gitu lokasinya.
Aku kalau nggak nanya2 mungkin gak tau juga. Mana waktu pertama kali ke sana kelewatan lokasinya hehehe
Memperhatikan serangga. Aam yg takut serangga, baru berani mendekat setelah tahu semua binatang yang dipajang sudah pada mati.
Siklus seperti ini memudahkan bagi Aam yang menyukai mind mapping atau gambar siklus.
Ini juga lokasi asyik. Meskipun anak2 mulai rewel karena kecapekan. Namun mau juga masyk ke dalam gedung tanaman ini.
Momentum yang paling menyenangkan buat Aam. Adalah saat melihat tulang ikan paus dipamerkan di museum tersebut. Kata WOW keluar dengan cepat dan berkali-kali dari mulut Aam. Bibir tebalnya tenganga dan lama baru terkatup.
Pilihan huruf O, bagi Billa karena ada kata Onasis di nama lengkapnya.
Pohon tua berusia ratusan tahun. Aam tertarik untuk tahu. Karena beberapa pohon adalah pohon dari negara lain. Tau sendiri Aam si penggemar peta ini jika tahu ada benda terkait negara lain..maka kamipun lama membahas soal nama dan asal negara pohon di sepanjang perjalanan di kebun raya Bogor. Menyenangkan krn Aam jadi merasa tertarik banget.
Playing the Shadow.
Salah satu trikku saat jalan dengan anak-anak di bawah terik matahari. Bermain bayangan ini membuat anak-anak lupa sesaat akan capek dan panasnya udara hari itu. Lovely moment.
Dan ini gambaran lengkap isi cafe kopi yg lokasinya gak jauh dr kebun raya Bogor dan hotel Grand Sevaro. Aku kog bisa lupa nama cafenya ya.
Akhirnya cek foto, ternyata namanya Maraca Books and Cafee... hemmm
Tumpukan buku di banyak rak dalam cafe ini memang menarik perhatian penyuka bacaan.
Kopi dan Buku. Bagaikan sahabat yg unik. Hanya bisa bergabung secara batin saja. Jika secara fisik bergabung, maka kopi akan merusak buku.
Jadi...menjadi teman sepemahaman yg menyenangkan tanpa perlu terlalu ngeblend hingga kepo urusan jeroan si teman.
Filosofi yg cukup pantas untuk dipegang dalam mempertahankan persahabatan.
Being a coffee and a book.
Menjadi teman baik tanpa harus saling menyatu secara nyata.