perangko memperingati Hari Guru Nasional 2004 |
25
November adalah hari kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia. Sering
dinobatkan sebagai hari Guru Nasional.
***
Aku
sudah mengenal profesi guru sejak kecil. Nyaiku (nenek sebelah mama) adalah
salah seorang figur guru yang kukenal. Beliau adalah pengajar sekaligus pendiri
Kursus Kader Wanita Islam (Kurkawi) di Sumatera Selatan.
*entah siapa yang
melanjutkan kegiatan ini sekarang, karena mama tak berkenan melanjutkan (ada
wasiat dari Nyai untuk tak melanjutkannya).
Selain
itu, sejak kecil, seringkali, kalau ditanya apa cita-citaku? Selalu kujawab
dengan pengen menjadi guru.
Ketika
mendaftar untuk kuliah, jurusan FKIP pernah kulirik, sayangnya tak diijinkan
oleh Papa. Alasannya, beliau tak mau, anak perempuan satu-satunya, bertugas
praktek di kampung dan jauh dari orang tua…J
Akhirnya,
kupilih kuliah di FH, dan ujung-ujungnya, sejak tahun 1997, aku resmi menjadi “guru”
di Kampusku. Hingga tahun 2013 ini, aku mengajukan surat pengunduran diri
menjadi dosen.
Mengajar
mahasiswa, jauuuh lebih mudah. Karena manusia-manusianya adalah orang-orang
yang sudah dewasa dan cenderung “patuh” pada ketentuan yang dibuat dosen
(guru). Nyaris tak banyak masalah yang kuhadapi, ketika berprofesi menjadi
dosen.
Namun,
ketika mendapat tawaran mengajar 1 hari dari pihak sekolah TK tempat Billa
(putriku sekolah) , dalam rangka Acara Parent Teaching, sebuah kegiatan tahunan
di TK, dimana setiap tanggal 25 November, beberapa ortu yang dipilih guru,
mengajar sehari penuh, menggantikan tugas para guru. Aku sempat deg-degan.
Bukan apa-apa, bagiku, anak-anak balita itu sangat “menyeramkan”. Mereka sangat
cerdas, polos, jujur dan apa adanya. Belum lagi yang duduk di bangku Kelompok
Bermain. Usia mereka kisaran 2,5 – 4 thn. Sungguh mengerikan.
Ini kelas KB. Dan Tanun, temanku ini sungguh "berdedikasi". Kalau aku tak sanggup handle anak2 KB. :) |
Aku
punya dua anak balita di rumah, Kak Billa (5 thn) dan Aam (21 bulan), itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku pusing, pinggang sakit dan urut dada jaga kesabaran. :)
Ketika,
aku diminta menjaga kelas KB, sungguh, aku langsung menggelengkan kepala.
“Oh, No…
!” Ngebayangin 26 monster kecil itu dalam satu kelas (meskipun berempat dengan
ibu-ibu lainnya), aku takut!
Aku
sampai bilang ke kepala sekolahnya, “Beri saya 100.000 mahasiswa, saya mampu
mengajar mereka seharian. Tapi jangan beri saya 26 anak kelompok bermain,
karena bagi saya mereka adalah manusia cerdas dan menakutkan dalam wujud anak
kecil,”. Hehehe. Demikian takutnya aku.
Akhirnya,
setelah nego, akhirnya aku berhasil mendapat kelas TK-B. Kisaran usia 5 thn
hingga 6,5 tahun. Tak terlalu menakutkan, karena mereka sudah cukup bisa
memahami penjelasan orang dewasa. Meski pada prakteknya…. Sungguh luar biasa
seru!
Tanggal
25 pagi, aku beruntung ayahnya anak-anak bersedia ada di rumah. Bang Asis
menjaga Aam seharian. Aku mengantar Billa ke sekolah, lalu sedikit briefing
dengan beberapa ibu lainnya mengenai mekanisme atau jalannya kegiatan hari ini.
Tema
yang digusung adalah 3K : Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan.
Aku
membawa 3 buah buku cerita sesuai tema, dan berbagi tugas dengan Bu Erni (mama Kinar) dan
Bu Vita (aku lupa ibu dari anak siapa ya? hehehe).
Memimpin pembacaan ikrar |
Pagi itu
upacara. Ada pengucapan ikrar dan nyanyi lagu Indonesia raya. Perutku mulai
memutar dan nervous mulai menyerang. Aku terpilih memimpin pembacaan ikrar.
Berbekal contekan kertas dari Kepsek, kupimpin pembacaan ikrar. Sekilas
kupandang wajah Billa, yang senyam-senyum, melihat Bundanya berdiri memimpin
ikrar. Peluh sempat menetes di keningku. Rasanya ajaib memimpin upacara di
hadapan manusia-manusia kecil itu.
Meski
sempat terbata di awal, semuanya berjalan baik. Lalu “ujian” pun dimulai. Ending
upacara juga dilakukan pemberian kado berupa kue ulang tahun untuk para guru.
Kami sempat menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun, dan mengucapkan terima kasih
serta doa untuk para guru yang super sabar itu.
Lalu, kami
–para ibu-ibu ortu murid- masuk kelas dan menjalani praktek mengenalkan diri,
bercerita, bermain angka, membuat prakarya, olahraga dan lainnya.
Awal perkenalan |
Anak-anak
terlihat suka mendengar dongeng, seru mengikut kegiatan prakarya dan olahraga.
Mulai riweh ketika waktu makan dan istirahat.
melompat sambil belajar berhitung sekaligus menjaga keseimbangan tubuh. its fun! |
Ya
Allah, anak laki-lakinya kelas tk B2 itu super aktif. Atta menjadi kunci kegiatan.
Anak kecil keturunan Makasar yang cakep ini, menjadi sumber keramaian. Aku
sempat melakukan kegiatan membentuk benda-benda dengan clay. Dan cukup ampun
menetralisir gerakan aktif. Semuanya asyik membentuk benda dengan clay. Aku
juga bercerita lagi, dan semua menikmati.
salah satu karya Clay/Play dough anak B2 |
Sungguh,
seru!
Akhirnya
jam 11.20 mulai mendekat. Kami pun menyiapkan anak-anak untuk pulang. Ada rasa
menyenangkan mendengarkan celotehan mereka seharian. Pengalaman yang seru dan
menyenangkan. Rasa-rasanya, terlalu naif, kalau aku jadi ketakutan menghadapi
mereka.
Di
relung hatiku terbersit rasa senang, dan sedikit ketagihan untuk sesekali
mengajar atau sekedar story telling… Wish someday I can learn about story
telling, so it will more fun to do that again, in the future.
Terima
kasih para guru TK Alzind Vila Dago Pamulang. Sungguh butuh kesabaran tingkat
dewa untuk menjalani profesi kalian. Selamat ulang tahun…. J
No comments:
Post a Comment